Kawasan Candi Borobudur Sebagai Situs Warisan Dunia
Kawasan Candi Borobudur
Berdasarkan dari segi bangunan keagamaan purbakala disebut sebagai candi, istilah candi sendiri juga digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua arsitektur bangunan purbakala yang berasal dari masa kejayaan Hindu-Buddha di Nusantara (Indonesia), misalnya bangunan gapura, gerbang, dan petirtaan (disebut juga kolam dan pancuran pemandian). Adapun asal mula nama Borobudur masih belum begitu jelas, meskipun memang nama asli dari kebanyakan candi di Indonesia masih tidak diketahui. Adapun Nama Borobudur pertama kali ditulis dalam sebuah buku "Sejarah Pulau Jawa" karya dari Sir Thomas Stamford Raffles. Raffles telah menulis mengenai monumen bernama borobudur, akan tetapi tidak ada dokumen (data) yang lebih tua yang menyebutkan nama yang sama persis. Merupakan satu-satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya bangunan suci Ummat Buddha yang mungkin telah merujuk kepada Borobudur adalah Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca sekitar pada tahun 1365.
Lokasi
Lokasi Kota besar yang terdekat dari Kawasan Candi Borobudur adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejauh 40 km. Adapun Kota terdekat lain adalah Magelang Provinsi Jawa Tengah sekitar 17 km. Jika dari Ibu kota Jawa Tengah, Semarang, berjarak sekitar 90 km dari Borobudur.
Sejarah
Bermula dari Dinasti Sailendra membangun peninggalan Buddha terbesar di dunia antara tahun 780-840 Masehi. Pada zaman Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Arsitektur peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Ummat Buddha dan sebagai tempat ziarah. Tempat ini berisi atau bermakna sebagai petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari segala nafsu duniawi demi menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha. Bangunan peninggalan ini berhasil ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Seluruh area candi berhasil dibersihkan seluruhnya sekitar pada tahun 1835.
Arsitektur Candi Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan bahwa alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan candi ini berbentuk seperti kotak dengan 4 (empat) pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Apabila dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi 3 (tiga) zona dibagian luar, dan alam Nirwana berada dibagian pusat. Berikut ini adalah penjelasan bagian zona :
Bagian / Zona Candi Borobudur
Bagian Zona 1 (Kamadhatu)
Kamadhatu adalah alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang.
Kamadhatu terdiri dari 160 (seratus enam puluh) relief yang menjelaskan bahwa Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat. Menggambarkan bahwa mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.
Adapun Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Jumlah koleksi foto seluruhnya 160 (seratus enam puluh) foto relief dapat anda lihat dan anda kunjungi di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.
Bagian Zona 2 (Rupadhatu)
Rupadhatu adalah alam peralihan, dimana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia.
Rapadhatu terdiri dari gambaran/galeri ukiran relief batu dan patung buddha. Secara keseluruhan ada 328 (tiga ratus dua puluh delapan) patung Buddha yang juga sama memiliki hiasan relief pada ukirannya.
Rupadhatu menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 (seribu tiga ratus) relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruh bagunan ini membentang sejauh 2,5 km dengan jumlah 1212 (seribu dua ratus dua belas) panel.
Bagian Zona 3 (Arupadhatu)
Arupadhatu adalah alam tertinggi, rumah Tuhan.
Arupadhatu merupakan tiga serambi berbentuk lingkaran yang mengarah ke bagian kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini tidak ditemukan ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.
Tekstur bangunan Serambi pada bagian ini terdiri dari bangunan stupa yang berbentuk lingkaran dan berlubang, lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Seluruh bagian ini terdapat 72 (tujuh puluh dua) stupa. Bangunan Stupa terbesar yang berada dibagian tengah tidak setinggi versi aslinya yang memiliki tinggi 42 meter diatas permukaan tanah dengan diameter 9.9m. Berbeda pula dengan stupa yang mengelilinginya, bagian stupa pusat kosong dan menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya terdapat isi namun juga ada yang berpendapat bahwa stupa tersebut memang kosong (tidak ada isinya).
Relief
Jumlah relief secara kesuluruhan terdapat 504 (lima ratus empat) Buddha dengan sikap meditasi dan 6 (enam) posisi tangan yang berbeda disepanjang candi yang ada.
Koridor Candi
Selama pengembalian dan pemulihan pada kondisi semula sejak awal abad ke 20, ditemukan 2 (dua) candi yang lebih kecil di sekitar Candi Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris lurus dengan Candi Borobudur. Candi Pawon berada disekitar 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Oleh karena itu terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut namun sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.
Bangunan ketiga candi membentuk rute untuk kegiatan Festival Hari Raya Waisak yang digelar setiap tahun saat bulan purnama pada Bulan April atau Bulan Mei. Kegiatan Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama.
Belum ada Komentar untuk "Kawasan Candi Borobudur Sebagai Situs Warisan Dunia"
Posting Komentar